Senin, 19 Oktober 2009

pemodelan informasi

Pomodelan informasi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mendesain aktivitas dari aliran informasi pada sutu organisasi. Dapat juga diartikan untuk memberikan sebuah spesifikasi menyeluruh dari informasi yang menyusun aliran itu. Pada umumnya, pemodelan informasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk membuat suatu model konseptual atau model informasi logic yang meliputi semua informasi yang relevan dalam bisnis proses yang diperimbangkan pentingnya untuk mendukung system informasi yag diharapkan. Berikut merupakan tabel yang menggambarkan fase dalam perkembangan sistem informasi dan hasil (proses penting) yang terdapat pada tiap-tiap fase.



Proses pemodelan informasi berada pada fase analisis yang menggambarkan model konseptual sebagai langkah awal dari suatu perkembangan perangkat lunak yang dilakukan secara sistematis tentang suatu system yang akan dimodelkan dan dibangun. Tujuan dari pemodelan ini, selain penghematan terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan juga menyediakan standard proses perkembangan dengan sebuah metode yang akan meyakinkan bahwa isi dari nilai standard itu benar, konsiten, dan jelas dapat didefenisikan. Sehingga pemodelan ini akan sangat dibutuhkan pada saat awal yang mendeskripsikan dalam sebuah kertas tentang (perancangan) sistem yang akan dibangun.



Fully Communication Oriented (FCO-IM)

Fully Communication Oriented (FCO-IM) merupakan salah satu metode pemodelan informasi konseptual . FCO-IM ini merupakan anggota dari NIAM (Nijsen Information Analysis Method). Nijssen merupakan metode pemodelan informasi yang mengembangkan suatu metoda pemodelan informasi yang berdasarkan komunikasi tentang sesuatu hal dengan menggunakan ungkapan fakta bahasa alami. Pada tahun 80an metode dari NIAM ini dikembangkan ke dalam suatu metode pemodelan lain, itulah yang dikenal dengan nama FCO-IM.



Adapun kelebihan FCO-IM dibandingkan dengan metode pemodelan informasi yang lain adalah :

1. intensitas keikutsertaan pemakai mengarahkan ke arah validasi yang baik

2. 100% pendekatan model menghasilkan desain yang lebih baik

3. dokumentasi terintegrasi penuh yang mencegah penambahan biaya pemeliharaan

4. meningkatkan dukungan untuk perkembangan sistem ke arah pembentukan sistem yang lebih bagus lagi

5. mengurangi time-to market untuk pemodelan, design, dan realisasi



Prinsip Dasar FCO-IM

Dalam melakukan pemodelan informasi, FCO-IM memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Prinsip Communication

Tujuan dari analisis informasinya adalah bukan hanya memodelkan struktur dari UoD (Universe of Discourse) itu sendiri, tetapi memodelkan struktur komunikasi tentang UoD oleh user. UoD merupakan suatu wilayah aplikasi yang sedang dimodelkan.



2. Prinsip 100% Conceptual

Dibagi ke dalam 2 bagian :

a. Prinsip 100% artinya Information Grammar (IG) berhadapan dengan semua user communication

b. Prinsip Conceptualisation artinya Information Grammar (IG) memodelkan

aspek komunikasi UOD.

Sehingga, dapat dikatakan Prinsip 100% Conceptual merupakan prinsip dimana Information Grammar memodelkan semua aspek dari user communication tentang UOD.



3. Prinsip Redundancy Free Modeling.

Information Grammar (IG) memodelkan user communication (bahasa yang dilakukan atau yang dipakai user) tentang UoD dengan cara bebas redundansi. Masing-masing aspek dari komunikasi tentang UoD mungkin muncul sekali saja pada sebuah Information Grammar. Prinsip ini menyiratkan bahwa sebuah Information Grammar seharusnya juga memodelkan struktur dari fakta yang menyatakan kalimat dan bebas redundansi



4. Prinsip Unification

Semua objek tipe non-lexical adalah nominalisasi dari tipe fakta. Prinsip ini membantu pemecahan masalah pelanggaran yang paling serius dari prinsip communication. Itu memastikan semua tipe objek non-lexical adalah populatable constructs, menyeragamkan tipe fakta dan tipe objek non-lexical (termasuk sub tipe) ke dalam konsep tunggal



5. Prinsip Substitution

Kalimat dasar user dapat digenerate kembali dari IG dengan label populasinya dengan penggantian ekspresi tipe objek (OTE) atau label dalam aturan dan ekspresi tipe fakta



6.Prinsip Generic

Sebuah Generic Meta Grammar (GenMG) yang digunakan dapat berisi berbagai macam data model



Langkah-langkah Pemodelan Informasi FCO-IM



Verbalisasi

Tujuan dari pemodelan FCO-IM ini adalah menyusun model yang tepat dari bahasa user (menyusun model yang tepat pada kalimat yang diinputkan oleh user). Pada tahap verbalisasi ini, user harus menginputkan kalimat (fact expression) berdasarkan sebuah fakta yang konkret.



Clasify dan Qualify

Setelah user menginputkan kalimatnya sendiri, kemudian user harus mengelompokkan kalimat itu ke dalam kelas-kelas, pada FCO-IM disebut dengan classify (klasifikasi). Setelah pengelompokan itu, user juga harus memberi nama pada masing-masing kelas, yang disebut dengan qualify (kualifikasi) . Sesudah itu, semua fact expression (kalimat) dari setiap fact type tertentu memiliki bagianbagian kalimat. Bagian-bagian kalimat itu akan diklasifikasikan lagi dan juga akan diberi nama (klasifikasi dan qualifikasi lain) dan itulah yang akan menjadi label type [Intermediate Stage].

Pada klasifikasi dan kualifikasi ini akan dikenal dengan adanya istilah nominalisasi. Fact type yang menjadi object type pada kalimat fakta lain akan mengalami proses transformasi dari fact type menjadi object type. Proses transformasi ini dikenal dengan istilah nominalisasi.



Information Grammar Diagram

Kalimat yang sudah diinputkan oleh user, diklasifikasikan dan juga dikualifikasikan akan tersimpan dalam repository (information grammar / IG). Repository dalam tool FCO-IM ini merupakan tempat untuk menyimpan semua inputan user (item) berupa fact type, object type, dan label type. Untuk selanjutnya, semua item ini di drag ke dalam Information Grammar Diagram (IGD) untuk mendapatkan modelnya.



Constraint

Langkah berikutnya pada FCO-IM adalah penambahan constraint yang dilakukan pada IGD. Berikut adalah Constraint yang terdapat pada FCO-IM :

1. Value Constraint

Value constraint (VC) ini ditentukan untuk membuat batasan pada label type. Misalnya : untuk label type, total persen, nilai yang diijinkan antara 0 dan 100.

2. Uniqueness Constraint

Uniqueness Constraint (UC) sangat penting peranannya manakala skema konseptual di petakan kedalam skema relasionalnya. Uniqueness constraint dapat diartikan tidak ada yang sama dengan saya. Pada FCO-IM, banyak hal yang harus diperhatikan dalam penentuan UC ini. Harus diperikasi terlebih dahulu apakah fact type dinominalisasikan (nominalized fact type) atau bukan. Untuk setiap nominalized fact type, maka ada tepat 1 UC di semua n role dengan role nya (ATURAN N RULE) .



Untuk setiap fact type dengan :

n=1 -> verifikasi apakah object type itu diidentifikasikan oleh label type yang memainkan role biasanya fact type dengan n=1 disebut dengan unary fact type dan pada umumnya merupakan nominalized fact type.

n=2 -> maka ada 2 kemungkinan UC pada role n-1, dan n-2 kemungkinan UC pada role n-2. Sama halnya seperti penentuan UC pada n>2, ajukan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ada berdasarkan bantuan tupletuple yang ada. Apabila sebuah fact type dengan n role mempunyai sedikitnya 1 UC pada kurang dari n-1 role, maka fact type itu dapat dibagi/ di-split.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar